Selasa, 07 Juli 2009

Kedermawanan


dakwatuna.com - Itsar adalah mendahulukan kepentingan orang lain daripada diri sendiri meski sangat membutuhkan. Ini adalah amal kedermawanan tertinggi dari diri seorang muslim. Kaum Anshar adalah contoh konkret yang dicatat sejarah sebagai pemilik sifat ini.

Setelah diizinkan Allah berhijrah, kaum muslimin Mekkah menetap di Kota Madinah. Kaum Anshar sangat antusias menerima saudara-saudara seiman mereka, kaum Muhajirin. Mereka membagi tempat tinggal dan makanan dengan senang hati. Bahkan, mengutamakan segala sesuatu bagi kaum Muhajirin melebihi diri mereka sendiri. Karena itu tak heran Allah swt. mengabadikan fenomena itu dalam Al-Qur’an.

“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al-Hasyr: 9)

An-Nu’man ibn Ajlan Al-Anshari berkata, “Kami pun menyambut kaum Muhajirin seraya berkata, ‘Selamat datang dan hidup bersama kami. Sungguh, kalian akan aman dari kefakiran karena kami akan membagi harta dan rumah kami untuk kalian.”

Begitulah yang terjadi. Kaum Anshar menjamin tempat tinggal bagi kaum Muhajirin. Kaum Anshar secara ikhlas menyerahkan rumah-rumah mereka untuk kaum Muhajirin. Ada juga yang menampung kaum Muhajirin untuk tinggal di rumah-rumah mereka. Mereka berebut tidak mau kehilangan pahala. Mereka mengadakan undian agar kesempatan memberi bantuan terdistribusi dengan adil.

Bahkan, kaum Anshar sempat ingin menghibahkan setiap kelebihan mereka kepada Rasulullah saw. “Jika engkau menghendaki, ambillah rumah-rumah kami,” kata mereka. Rasulullah saw. mengucapkan terima kasih. Rasulullah saw. membangunkan tempat tinggal untuk para sahabatnya di tanah-tanah yang telah dihibahkan kaum Anshar dan menetapkan tanah itu bukan milik siapa pun.

Persahabatan dan solidaritas kaum Anshar itu merupakan contoh yang benar dalam berukhuwah islamiyah. Itulah ukhuwah yang sejati. Bukan hanya menjadi pemanis di bibir, tapi menjadi amal keseharian meski harus mengorbankan darah dan harta untuk mendahulukan kepentingan saudaranya dan meringankan beban mereka, meski diri mereka sendiri begitu membutuhkan.

Semoga karakter kaum Anshar ini ada di dalam diri kita. Amin.

2 komentar:

  1. Gimana sudah dapat bonus berapa di asia bersama ? aku pernah gabung tapi gak jadi aku transfer, karena pengelolanya balas sms aja tak punya pulsa. Aku cukup senang di http://tinyurl.com/untung2009 dan http://tinyurl.com/iflaha. Keduanya tidak memberi mimpi muluk-muluk tapi realitanya aku sudah lebih dari pada balik moda. Padahal aku juga pemula di dunia internet marketing

    BalasHapus